Sukses

Profil Komjen Rycko Amelza Dahniel, Kepala BNPT Baru Pengganti Boy Rafli Amar

Presiden Jokowi resmi melantik Komjen Rycko Amelza Dahniel sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggantikan Komjen Boy Rafli Amar.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi resmi melantik Komjen Rycko Amelza Dahniel sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggantikan Komjen Boy Rafli Amar yang memasuki masa pensiun.

Pelantikan Rycko Amelza sebagai Kepala BNPT digelar di Istana Negara, Jakarta pada Senin (3/4/2023).

"Apakah saudara bersedia mengemban amanah jabatan?," tanya Presiden Jokow di Istana Negara Jakarta, Senin (3/4/2023).

"Siap, bersedia," jawab Komjen Rycko.

"Jika bersedia, ikuti ikrar sumpah jabatan berikut ini, Demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi dharma bakti saya kepada bangsa dan negara," kata Jokowi yang diikuti oleh Komjen Rycko Amelza.

Sebelum dilantik sebagai Kepala BNPT, Rycko menjabat Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri sejak 2021.

Pria lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1988 ini mengawali karier sebagai perwira pertama (pama) di Polda Metro Jaya. Dua tahun kemudian, ia dipercaya menjabat Kepala Unit (Kanit) Serse Jatanras Polres Metro Jakarta Pusat.

Karier peraih gelar lulusan terbaik Akpol 1988 atau Adhi Makayasa itu semakin melejit. Terbukti pada 2008, ia mendapat promosi sebagai Kapolres Metro Jakarta Utara.

Pada 2009, Rycko dipercaya menjadi ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemudian pada 2013, ia diamanatkan sebagai Wakil Kapolda Jawa Barat.

Pada 2016, Rycko memperoleh pangkat Inspektur Jenderal dengan tugas memimpin Polda Sumatera Utara. Setahun kemudian, tepatnya pada 2017, Rycko menjabat Gubernur Akpol. Lalu pada 2019, ia dipercaya memimpin Polda Jawa Tengah.

Selain itu, Rycko juga termasuk dalam salah satu perwira yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa. Hal ini terjadi saat Rycko tergabung sebagai anggota Bareskrim.

Rycko Amelza juga turut serta melumpuhkan teroris Dr. Azahari dan gerbongnya. Aksi pelumpuhan itu terjadi pada 9 November 2005 di Kota Batu, Malang, Jawa Timur.

 

2 dari 2 halaman

Komjen Rycko Amelza Dahniel Punya Harta Hampir Rp 17 Miliar

Menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Komjen Rycko terakhir kali melaporkan hartanya pada Desember 2014 saat ia masih menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian.

Ketika itu, total kekayaan Rycko adalah Rp16.925.215.110. Rycko diketahui memiliki harta bergerak alat transportasi dan mesin dengan total nilai Rp418.000.000.

Kendaraan yang dimiliki beliau yakni Toyota Hard Top, tahun pembuatan 1981; Motor, merk Honda, tahun pembuatan 2010; Toyota Kijang Innova, tahun pembuatan 2012; dan Toyota Kijang Innova, tahun pembuatan 2014. Harta bergerak lainnya berupa logam mulia senilai Rp20.000.000 serta giro dan setara kas Rp2.281.450.110.

Sementara itu, harta kekayaan Komjen Rycko Amelza paling tinggi yakni berupa bangunan dan tanah dengan total nilai Rp14.205.765.000. Semua tanah dan bangunan tersebut tersebar di Jakarta Selatan dengan empat di antaranya merupakan tanah warisan. Komjen Rycko Amelza Dahniel diketahui tidak memiliki utang.